Yang kan liar
tanpa akhlak
Yang kan bersua dalam kesaksian kelak
Yang tertunduk
dalam ketaatan..
Yang terperangak dalam nafsu setan
Pandangan itu benar-benar kenikmatan yang melenakan
Benar-benar keindahan yang menghinakan
Benar-benar duri syahwat yang tak tertahankan….
Benar-benar membuat aku tertipu
Panah lembut yang membuatku terpaku
Tegarnya imanku melemah hingga melayu
Dimanakah
kau iman……?
Dimanakah jiwa-jiwa
yang kokoh anti roboh...?
Dimanakah jiwa-jiwa yang
kuat dengan tekad...?
Dimanakah jiwa-jiwa
jihad tujuan I’dad...?
Dimanakah jiwa-jiwa
yang teguh namun teduh...?
Alkisah:
Pada suatu hari,
seorang guru TIK yang bernama Pak Sholeh berjalan dengan ketampanan dan
keelegantnannya menghampiri kelas XII Alam. Menu pelajaran hari ini adalah
corel draw. Dan seperti biasanya , yang menjadi kebiasaan semenjak penjajahan
portugis dan mungkin kebiasaan ini kan berlanjut hingga diriku memiliki seribu
cucu adalah, beliau bukannya mengajarkan pelajaran yang seharusnya diajarkan,
tapi beliau malah bercerita dan bersenandung “Menanti kejuuujuran…” . Oh… nooo… atas nama gerak reflek, aku pun
menguap, benar-benar menguap dan glodhak, kepalaku terjatuh diatas meja.
Sebelum mataku tertutup dengan nikmatnya, sebuah majalah di atas meja tetangga
benar-benar menarik perhatianku. Majalah itu adalah majalah An-Najah, mengupas
segala kilas balik tentang perjuangan di jalan Allah, jihad fii sabilillah.
Kubuka dan kubuka, kubaca dan kubaca, hingga pada sebuah halaman yang mengisahkan
seorang mujahid Andalusia pada zaman dahulu. Ia adalah seorang mujahid, seorang
penghafal qur’an, seorang pedakwah, puasa sunnah pun ia lahap, dan amalan-amalan
sunnah tak terlewatkan olehnya. Hingga pada suatu hari, ia melakukan perjalanan
menggunakan kuda bersama pasukan mujahid lainnya, mereka melewati sebuah
tembok, dan dibalik tembok itu terdapat kawasan penduduk nasrani. Mata sang
mujahid pun memantau daerah itu dan kilatan pandangan matanya yang tak
tertahankan oleh syahwat tertuju pada seorang gadis nasrani yang cantik jelita indah
tak bertepi dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia pun berlalu dari
perjalanannya , namun selalu terbayang akan kecantikan gadis nasrani dan itu
membuat otak nya terpenuhi dan tertutup dari penghambaannnya pada Sang Pemilki
Arsy. Dari mata turun ke hati, mungkin itu semboyan yang sedang menghampiri
sang mujahid itu. Suatu hari, ia pun
mengirim secarik surat pada gadis itu yang menuliskan kata2,
“Dapatkah
diriku bersanding denganmu wahai kau makhluk yang tercipta indah”.
Surat itu pun berbalas
dgn segera, sang gadis mengatakan,
“Masuklah
engkau ke agamaku dan temukan diriku dibalik tembok ini, dan kau kan bersanding
denganku”.
Menyesakkan sudah,
benar2 terjerat, sang mujahid itu pun melakukannya, ia masuk ke agama gadis
itu, ia merasa hidup bahagia dgn sang gadis, memiliki harta berlebih serta
keturunan penghibur hati. Itu semua fana, iman telah tergadai. Sang mujahid
yang lainnya pun bersorak padanya,
“Wahai
kau… dimanakah hafalan Qur’anmu…??? dimanakah amalan2 mu….??? dimanakah
semangat juangmu…???”,
ia pun menjawab, “Aku telah bahagia dengan ini semua, wanita,
harta dan keturunan, dan taukah kalian, hanya ada 2 ayat yang tersisa di
otakku”.
Ehm,,,selesai sudah majalah itu aku lahap, ku ambil my
lovely binder, dan ku mulai beruslab tentang ini semua, tentang apa yang
kubaca.
Sebuah
pandangan mata yang lembut penuh kenikmatan yang mencengkeram keimanan. Bahaya
dan bahaya..sekali lagi bahaya… jadilah kita sebagai hamba yang menjaga
pandangan, tertunduklah dalam balutan ketaatan. Pandangan kepada siapapun yang
bukan mahram dari kita. Panah setan benar2 lembut, bahkan seorang mujahid dgn
keimanannya pun tak berdaya.
Wahai
saudaraku muslim, bidadari surga itu jauh lebih dan lebih cantik dari wanita
tercantik di dunia. Akankah kalian kan
menggadaikan bidadari surga kalian dengan wanita dunia…???, Wahai kalian
seorang muslimah, diriku dan dirimu dan kalian semua, jagalah keindahan yang
Allah beri pada kita, janganlah keindahan itu menjadi panah setan yang merusak
keimanan seorang hamba. Diriku benar-benar hina dalam menulis ini, kemaksiatan
telah merajalela pada kehidupan ini, tapi secercah cahaya itu datang,
setidaknya, aku hanya ingin berbagi atas apa yang kurasa. Berdoalah dan doakan
saya, agar Allah senantiasa menjaga kita dari segala kehinaan nafsu dan
syahwat, menjadikan kita seorang hamba yang senantiasa istiqomah dan mendapat
petunjuk serta di ridhoi oleh Ar Rahman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar