Kamis, 25 Oktober 2012

Pandangan Mata

Dua buah rembulan di balik lembutnya sang kelopak
Yang  kan liar tanpa akhlak
Yang kan bersua dalam kesaksian kelak
Yang tertunduk dalam ketaatan..
Yang  terperangak dalam nafsu setan
Pandangan itu benar-benar kenikmatan yang melenakan
Benar-benar keindahan yang menghinakan
Benar-benar duri syahwat yang tak tertahankan….
Benar-benar membuat aku tertipu
Panah lembut yang membuatku terpaku
Tegarnya imanku melemah hingga melayu
         Dimanakah kau iman……?
Dimanakah jiwa-jiwa yang kokoh anti roboh...?
Dimanakah jiwa-jiwa yang kuat dengan tekad...?
Dimanakah jiwa-jiwa jihad tujuan I’dad...?
Dimanakah jiwa-jiwa yang teguh namun teduh...?

Alkisah:
Pada suatu hari, seorang guru TIK yang bernama Pak Sholeh berjalan dengan ketampanan dan keelegantnannya menghampiri kelas XII Alam. Menu pelajaran hari ini adalah corel draw. Dan seperti biasanya , yang menjadi kebiasaan semenjak penjajahan portugis dan mungkin kebiasaan ini kan berlanjut hingga diriku memiliki seribu cucu adalah, beliau bukannya mengajarkan pelajaran yang seharusnya diajarkan, tapi beliau malah bercerita dan bersenandung “Menanti kejuuujuran…” . Oh… nooo… atas nama gerak reflek, aku pun menguap, benar-benar menguap dan glodhak, kepalaku terjatuh diatas meja. Sebelum mataku tertutup dengan nikmatnya, sebuah majalah di atas meja tetangga benar-benar menarik perhatianku. Majalah itu adalah majalah An-Najah, mengupas segala kilas balik tentang perjuangan di jalan Allah, jihad fii sabilillah. Kubuka dan kubuka, kubaca dan kubaca, hingga pada sebuah halaman yang mengisahkan seorang mujahid Andalusia pada zaman dahulu. Ia adalah seorang mujahid, seorang penghafal qur’an, seorang pedakwah, puasa sunnah pun ia lahap, dan amalan-amalan sunnah tak terlewatkan olehnya. Hingga pada suatu hari, ia melakukan perjalanan menggunakan kuda bersama pasukan mujahid lainnya, mereka melewati sebuah tembok, dan dibalik tembok itu terdapat kawasan penduduk nasrani. Mata sang mujahid pun memantau daerah itu dan kilatan pandangan matanya yang tak tertahankan oleh syahwat tertuju pada seorang gadis nasrani yang cantik jelita indah tak bertepi dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia pun berlalu dari perjalanannya , namun selalu terbayang akan kecantikan gadis nasrani dan itu membuat otak nya terpenuhi dan tertutup dari penghambaannnya pada Sang Pemilki Arsy. Dari mata turun ke hati, mungkin itu semboyan yang sedang menghampiri sang mujahid itu. Suatu hari,  ia pun mengirim secarik surat pada gadis itu yang menuliskan kata2,
“Dapatkah diriku bersanding denganmu wahai kau makhluk yang tercipta indah”.
Surat itu pun berbalas dgn segera, sang gadis mengatakan,
“Masuklah engkau ke agamaku dan temukan diriku dibalik tembok ini, dan kau kan bersanding denganku”.
Menyesakkan sudah, benar2 terjerat, sang mujahid itu pun melakukannya, ia masuk ke agama gadis itu, ia merasa hidup bahagia dgn sang gadis, memiliki harta berlebih serta keturunan penghibur hati. Itu semua fana, iman telah tergadai. Sang mujahid yang lainnya pun bersorak padanya,
“Wahai kau… dimanakah hafalan Qur’anmu…??? dimanakah amalan2 mu….??? dimanakah semangat juangmu…???”,
ia pun menjawab, “Aku telah bahagia dengan ini semua, wanita, harta dan keturunan, dan taukah kalian, hanya ada 2 ayat yang tersisa di otakku”.
 
          Ehm,,,selesai sudah majalah itu aku lahap, ku ambil my lovely binder, dan ku mulai beruslab tentang ini semua, tentang apa yang kubaca.
Sebuah pandangan mata yang lembut penuh kenikmatan yang mencengkeram keimanan. Bahaya dan bahaya..sekali lagi bahaya… jadilah kita sebagai hamba yang menjaga pandangan, tertunduklah dalam balutan ketaatan. Pandangan kepada siapapun yang bukan mahram dari kita. Panah setan benar2 lembut, bahkan seorang mujahid dgn keimanannya pun tak berdaya.
Wahai saudaraku muslim, bidadari surga itu jauh lebih dan lebih cantik dari wanita tercantik di dunia. Akankah  kalian kan menggadaikan bidadari surga kalian dengan wanita dunia…???, Wahai kalian seorang muslimah, diriku dan dirimu dan kalian semua, jagalah keindahan yang Allah beri pada kita, janganlah keindahan itu menjadi panah setan yang merusak keimanan seorang hamba. Diriku benar-benar hina dalam menulis ini, kemaksiatan telah merajalela pada kehidupan ini, tapi secercah cahaya itu datang, setidaknya, aku hanya ingin berbagi atas apa yang kurasa. Berdoalah dan doakan saya, agar Allah senantiasa menjaga kita dari segala kehinaan nafsu dan syahwat, menjadikan kita seorang hamba yang senantiasa istiqomah dan mendapat petunjuk serta di ridhoi oleh Ar Rahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar